JAKARTA. Rupiah menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu pada
kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), mata uang Rupiah
kemblai menguat dari hari kemarin dikisaran Rp. 12.973 menjadi Rp. 12.895 untuk
harga beli dan 12.875 untuk harga jual.
Demikian juga dengan bursa Asia, Lana memperkirakan akan positif pada hari
ini dengan dukungan indeks futurenya yang hijau dan terbawa sentimen positif
dari notulensi the Fed.
Sementara isu ekonomi hari ini yang akan mempengaruhi pasar menurut LAna
adalah posisi cadangan devisa pada Maret tercatat sebesar US$111,6 miliar turun
US$3,9 miliar dari bulan Februari sebesar US$115,5 miliar. Posisi tersebut
masih bisa membiayai 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
pemerintah
Lana bilang, penurunan ini karena pembayaran utang luar negeri pemerintah
dan intervensi BI di pasar valas pada bulan Maret. Sepanjang bulan tersebut
tekanan dollar terhadap rupiah sangat besar hingga mencapai Rp 13.245 per
dollar AS.
Sementara dari ekternal, kata Lana, pergerakan pasar juga akan dipengaruhi
terpecahnya suara pejabat The Fed terhadap rencana menaikkan suku bunga the
Fed. Sebagian menilai perekonomian AS baru siap dengan kenaikan pada 2016.
Pelaku pasar merespon positif kemungkinan kenaikan akan mundur dari rencana
awal pada Juni 2015 ini.
Reny Eka Putri, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, apresiasi
rupiah dari data nonfarm payrolls AS akhir pekan. Selain itu, data sektor jasa
Spanyol dan Italia positif menjadi tekanan bagi dollar AS.
Namun, penguatan rupiah terbatas sebab pelaku pasar wait and see menanti
petunjuk kenaikan suku bunga The Fed. Apalagi, cadangan devisa Indonesia terus
menurun dari Februari 2015 US$ 115,527 miliar menjadi US$ 111,554 miliar pada
31 Maret 2015.
Posting Komentar