Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menyampaikan sambutannya, di Rutan Pondok Bambu, Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui Pemerintah Provinsi membatalkan
revitalisasi tujuh terminal tahun ini. Sebab, kinerja konsultan yang menang
tender untuk melakukan revitalisasi terminal tidak benar.
"(Revitalisasi) Terminal memang kami berhentikan, konsultannya enggak
becus semua. Semua terminal zamannya Udar Pristono rancang desainnya ngaco
semua, mobil dan bus semua susah masuk, makanya kami stop (revitalisasi
terminal)," kata Basuki dengan nada kesal, di Balai Kota, Jumat (20/3/2015).
Seperti diketahui, Udar Pristono merupakan mantan Kepala Dinas Perhubungan.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Benjamin
Bukit mengatakan dua dari tujuh terminal yang akan direvitalisasi mendapat
catatan dari Kementerian Dalam Negeri karena belum mengikuti prosedur
penganggaran tahun jamak.
Sementara itu lima terminal lainnya diperkirakan tak bisa terealisasi
revitalisasinya akibat terlambatnya pengesahan anggaran pendapatan dan belanja
daerah (APBD) DKI 2015.
"Kami belum terima SK (Surat Keputusan) Mendagri-nya. Sesuai dengan saran
Kemendagri, kalau enggak ada SK-nya jangan dilaksanain (revitalisasi terminal),
berarti (program) dimatikan," kata Benjamin.
Berikut rencana revitalisasi terminal di tahun 2015:
1. Revitalisasi Terminal Kampung Rambutan sebesar Rp 100 miliar
menggunakan anggaran jamak (multiyears);
2. Revitalisasi Terminal Kalideres sebesar Rp 45 miliar;
3. Revitalisasi Terminal Pulo Gadung dengan anggaran sebesar Rp 50
miliar;
4. Revitalisasi Terminal Tanjung Priok dengan anggaran Rp 21 miliar;
5. Revitalisasi Terminal Senen dengan anggaran Rp 37,5 miliar;
6. Revitalisasi Terminal Kampung Melayu dengan anggaran Rp 20,5 miliar;
7. Revitalisasi Terminal Ragunan dengan anggaran Rp 12 miliar.
Ikuti
perkembangan berita ini dalam topik:
Posting Komentar