Setelah sedikit
menyinggung soal Century pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Raden
Pardede, Kunci Bongkar Skandal Pajak BCA dan Century”, saya jadi tertarik untuk
mengulik lebih dalam lagi soal “Skandal Bail Out Century” dan hubungannya
dengan Raden Pardede.
inilah.com
Jika pada tulisan
sebelumnya saya bahas soal Raden Pardede sebagai Komisaris BCA yang menjabat pada
6 Mei 2004. Ketika menjabat sebagai Komisaris BCA, Raden Pardede juga menjabat
sebagai Staff Khusus Kementrian Perekonomian periode 2004-2005, dan Wakil
Koordinator Tim Asistensi Menteri Keuangan (2002 - 2004), selain itu di tahun
2004, Raden Pardede juga menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PPA.
Persekongkolan BCA dengan Hadi Purnomo selaku Ditjen Pajak kurang kuat, perlu
dukungan dari instansi yang lebih tinggi, Kementerian Keuangan. Oleh sebab itu
BCA memerlukan Raden Pardede. Dengan Hadi Poernomo di level perpajakan dan
Raden Pardede di level kementrian keuangan di pihak Bank BCA, BCA mempunyai
peluang lebih besar diterimanya permohonan pajaknya.
Kali ini saya akan kulik
soal peran Raden Pardede di skandal bail out Bank Century.
Bank Century yang dinyatakan
sebagai bank gagal, dan harus segera ditolong dengan dana talangan, memaksa
Bank Indonesia berikan Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP) untuk Century.
disebutkan bahwa Raden Pardede telah mengubah isi lampiran. Namun rupanya tidak
hanya itu peran Raden Pardede dalam skandal bail out Century. anggota Komisi
III DPR dari Fraksi Golkar, H. Bambang Soesatyo SE, MBA menyebutkan bahwasanya
ada dugaan keputusan bailout untuk menyelamatkan duit Budi Sampoerna.
Budi Sampoerna (kini
almarhum) merupakan nasabah yang menyimpan dana paling besar di Bank Century.
Mantan komisaris PT HM Sampoerna itu menempatkan dana triliunan rupiah.
Kembali pada alinea
ke-tiga tulisan ini, disebutkan bahwa Raden Pardede mengubah isi lampiran
sehingga dana yang BI gelontorkan untuk selamatkan Bank Century menggembung
hingga mencapai angka Rp 6,78 triliun.
Jika penyelamatan Bank
Century dari pemberian FPJP (Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek) terus
berkembang sehingga nilainya mencapai Rp 6,78 triliun. Maka dengan bailout itu,
uang seluruh nasabah bisa dikembalikan. Dengan kata lain dana triliunan rupiah
milik Budi Sampoerna dapat dikembalikan secaran utuh.
Lalu, ada motif apa Raden
Pardede ubah isi lampiran FPJP?
beritasatu.com
Diduga Raden Pardede
telah melakukan pertemuan dengan Lin Che Wei (penasehat Keuangan Boedi
Sampoerna). Pada pertemuan tersebut Lin Che Wei bersama dengan Raden Pardede
membahas soal dana Boedi Sampoerna di Bank Century yang dinyatakan sebagai bank
gagal dan terkait FPJP.
Perlu dicatat bahwa jika
total FPJP dari BI hanya sebesar Rp 1,77 triliun, maka Sampoerna hanya akan
menerima pengembalian dana dari LPS sebesar Rp 2 miliar, namun jika FPJP
seperti versi Raden Pardede (632 miliar dan akan terus bertambah seiring
pemburukan Bank Century) maka dana untuk Boedi Sampoerna akan dikembalikan
sepenuhnya.
Perlu diketahui bahwa
setelah pertemuan dengan Lin Che Wei, Raden Pardede mengubah isi lampiran FPJP
agar dana gelontoran dari BI mampu digunakan untuk mengembalikan seluruh dana
nasabah sepenuhnya.
Setelah Bank Century
dinyatakan sebagai bank gagal akibat kesulitan likuiditas, nama Budi Sampoerna
mendadak meroket. Pasalnya, duit Budi sebesar 18 juta dolar AS tak dapat
dicairkan meski ia memegang warkat deposito yang diterbitkan Bank Century.
Jika dengan program
pemberian FPJP kepada Century yang semula sebesar Rp 1,77 triliun, maka uang
pemilik deposito maksimal hanya diganti Rp 2 miliar. Itu artinya uang milik
Budi hanya akan diganti Rp 2 miliar. Namun jika program penyelamatan Bank
Century dari pemberian FPJP sebesar Rp 632 miliar dan terus berkembang seiring
pemburukan Century, sehingga nilainya mencapai Rp 6,78 triliun. Maka dengan
bailout itu, uang seluruh nasabah bisa dikembalikan. Dengan kata lain dana triliunan
rupiah milik Budi Sampoerna dapat dikembalikan secaran utuh.
Raden diduga mengubah
kebutuhan tambahan modal Bank Century untuk mencapai ketentuan minimal rasio
kecukupan modal 8 persen seperti aturan BI. Kebutuhan modal Rp 1,77 triliun
Raden menjadi Rp 632 miliar.
Perubahan angka ini
sempat diprotes oleh Pahala Santoso dan Heru Kristiyana dari satuan kerja BI.
Menanggapi protes itu, Raden akhirnya menulis dalam surat bahwa kebutuhan modal
Rp 632 miliar dan jumlah akan bertambah seiring memburuknya kondisi Bank
Century.
Perubahan ini membuat
usulan BI disetujui oleh KSSK karena seolah-olah biaya penyelamatan Bank
Century tidak terlalu besar.
Referensi :
1.http://nasional.inilah.com/read/detail/2080949/bailout-century-untuk-selamatkan-duit- Sampoerna
2.http://www.tempo.co/read/news/2009/11/14/063208353/Kronologi-Aliran-Rp-67-Triliun-ke-Bank-Century
3.http://rimanews.com/read/20140308/146608/fitra-dalang-dan-aktor-utama-kasus-century-bakal-dijerat-hukum-kpk
Posting Komentar