Jumat, 08 Mei 2015

Madya Hari Ini 8 Mei 2015

Jumat, 08 Mei 2015




Lokal

Dari Kota Madiun Terkait Kasus  Ambruknya Sebagian Beton dari Embung Pilangbango

Tidak hanya Universitas Merdeka (Unmer), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Madiun terkesan cuci tangan terkait indikasi adanya praktik ilegal dalam pelaksanaan uji kekuatan atau sondir tanah proyek embung Pilangbango.
Kepala pelaksana BPBD Agus Subiyanto menyatakan tidak tahu menahu soal dokumen sondir yang mengatasnamakan Fakultas Teknik Unmer.

Kepala Pelaksana BPBD ini mengatakan, pihaknya menyerahkan proyek embung kepada rekanan, baik perencanaan maupun pelaksanaan. Sebab, BPBD hanya menyediakan anggaran dan tidak memiliki keahlian untuk mengerjakan proyek fisik. Pekerjaan sondir merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum penyusunan detail engenering design (DED). ‘’DED merupakan syarat untuk pencairan anggaran,’’

Sebelumnya, Unmer sempat risau lantaran disebut menerima ‘’order’’ pekerjaan sondir tanah embung Pilangbango. Pihak universitas yang diwakili rektor, ketua tim bantuan hukum dari biro konsultasi bantuan hukum serta perwakilan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun (Yapertimma) menyatakan bahwa dokumen yang mengatasanamakan Unmer adalah ilegal. Karena Dokumen tersebut menggunakan stempel ketua program studi teknik sipil yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh yayasan.

Proyek Embung Pilangbango menjadi sorotan masyarakat setelah Kalangan DPRD Kota Madiun terus menyoroti proyek pembangunan embung di Kelurahan Pilangbangao Kecamatan Manguharjo yang dinilai lamban. Berdasarkan catatannya, pada minggu ke 33, atau pertengahan bulan November 2014, progres pengerjaan baru 80,4 persen dari target 96,76 persen. Selain progress pekerjaan yang terlambat, proyek senilai Rp 18,7 milyar ini mengalami permasalahan pada salah satu dinding beton yang melengkung sekitar 1,5 meter. Hal itu diduga akibat kontruksi tanah di lokasi yang labil.  

Nasional

Dari Jakarta, Terkait masalah Reshufle Kabinet yang akan dilakukan oleh Pemerintahan Jokowi - JK

Komisi Informasi Pusat (KIP) meminta Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan kepada publik mengenai tolak ukur yang digunakan dalam mengevaluasi capaian kinerja para anggota kabinet. Hal itu bertujuan agar publik dapat ikut mengawasi dan memastikan reshuffle berjalan secara objektif, bukan karena adanya tekanan-tekanan politik tertentu.

"Jika Presiden masih ingin mendapatkan kepercayaan publik, tolak ukur dan capaian kinerja para menteri itu harus disampaikan secara jelas dan terbuka kepada masyarakat


Seperti yang kita ketahu, sejak dilantik, Jokowi belum pernah sekali pun menjelaskan kepada publik mengenai tolak ukur yang digunakannya dalam mengevaluasi kinerja para menterinya.

Padahal, Pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Pasal 11 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik, memerintahkan bahwa kebijakan maupun kinerja badan publik wajib diumumkan secara berkala.

Isu Reshuffle kabinet  terus menjadi perbincangan di media setelah
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengisyaratkan bakal adanya reshuffle atau perombakan kabinet dalam waktu dekat.

Dorongan untuk Presiden melakukan reshuffle ini muncul dari sejumlah pihak, di antaranya partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih. 

Selain untuk meningkatkan kinerja ekonomi, perombakan juga diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan rakyat kepada pemerintah yang dinilai mulai menurun.
Disebabkan beberapa Pembantu Presiden tidak dapat menjalankan kerjanya secara maksimal.


Ekonomi

Tren pelemahan  kembali membayangi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Banyak sentimen negatif dari domestik dan luar yang menekan IHSG. Kamis kemarin IHSG turun 0,6% menjadi 5.150,49, sejalan dengan penurunan bursa Asia.  Indeks MSCI Asia Pasifik turun 1,1% jadi 150,73.

Dari Luar Negeri investor mengkhawatirkan kelesuan ekonomi China. Aturan margin trading yang lebih ketat di bursa saham China juga direspon negatif oleh pasar.

Dari dalam negeri, pelambatan ekonomi Indonesia dan hanya tumbuh 4,7% pada kuartal I-2015, masih menghantui pasar. Investor mulai ragu ekonomi Indonesia bisa tumbuh 7%. Di sisi lain, desakan pemerintah agar Bank Indonesia menurunkan suku bunga secara bertahap, juga direspon negatif oleh pasar.

Hari ini, IHSG diprediksi bergerak di antara 5.125-5.200 dengan kecenderungan melemah.

Sementara Kurs Mata Uang Rupiah hari ini terhadap Dolar Amerika dibuka Rp. 13.187,- Untuk harga Beli dan Rp. 13.177 untuk harga Jual.

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 RadioMadya.com. Designed by -Irsah
Back to top